Sambutan
KOMITE IBU BANGSA
Wara-warasandi negara bangsa
Bapak dan ibu,para sepuh dan tokoh masyarakat yang kami
hormati...
Seluruh kaum wanita dan ibu-ibu yang kami banggakan yang
sudah hadir ditempat ini, kaum Ibu bangsa yang melahirkan anak-anak bangsa
dimanapun berada.....
Terimalah salam Kebangsaan,....”MERDEKA”!
Salam hormat dan salam sejahtera untuk kita semua.
Atas Berkat dan
Rahmat Allah yang Maha Kuasa, kita dari rakyat kecil ibu-ibu rumah tangga dapat
ikut serta memperingati hari besar Nasional yaitu hari Sumpah Pemuda, yang kita
laksanakan hari ini Minggu 28 oktober 2012.
Dan pada hari ini
pula, kita ibu-ibu rumah tangga dari Rakyat yang hidup didesa lereng-lereng
gunung merbabu dan gunung ungaran di-kabupaten semarang jawa tengah dapat
mengadakan Konggres yang pertama sebagai Ibu Bangsa.
Kami mewakili
ibu-ibu perlu menyampaikan terlebih dahulu apakah Ibu bangsa itu yang pernah
kami dengar dari bapak Budi Suroso sesepuh Forum Kajian Pancasila dan
Ketatanegaraan Indonesia.
Pertama-tama Disini
ada tulisan “Komite Ibu Bangsa”.
Apakah Komite Ibu
Bangsa itu ?
Ibu-ibu yang kami
hormati....Komite Ibu Bangsa itu hanya sebagai wahana temu yaitu bertemunya
kaum ibu, bicara untuk bangsanya.
Bertemunya kaum Ibu
yang mencintai negaranya sendiri, bertemunya kaum Ibu yang merasa diri
mempunyai wajib untuk ikut serta mengujudkan Persatuan Nasional sebagai Sistem
Tatanan Kehidupan Bangsa Indonesia,bertemunya kaum Ibu yang ingin berjuang
bukan hanya untuk mengangkat derajat dan martabat kaumnya saja tetapi juga mau
ikut mencari solusi terhadap krisis nasional ketatanegaraan indonesia sekarang
ini, dengan Menegakkan Kedaulatan Rakyat.
Jadi Komite Ibu
Bangsa itu bukan organisasi Partai Politik, bukan bagian dari partai politik,
bukan organisasi kesukuan,bukan organisasi keagamaan,kepercayaan tetapi sebagai
wahana pendidikan Kebangsaan,wahana untuk mengerti dan memahami Pancasila dan
Ketatanegaraan Indonesia wahana untuk membangun kesadaran nasional sebagai
pemilik negara yang bertanggung jawab.
Ibu-ibu....
Selanjutnya,...... dalam tema ada istilah ibu
bangsa....“siapakah yang dimasud Ibu Bangsa itu”?
Disebut sebagai IBU BANGSA, itu bukan hanya “seseorang” yang
kebetulan menjadi permaisuri Presiden kemudian disebut sebagai ibu
bangsa,...Bukan!
Tetapi IBU BANGSA adalah merupakan KESATUAN
yaitu,kesatuannya ibu-ibu rumah tangga rakyat seluruh Indonesia tanpa pandang
bulu,suku,ras,agama,kepercayaan dan sebagainya....itulah yang dimaksud Ibu
Bangsa.
Ibu-ibu yang kami hormati......kita
ini adalah Bangsa Indonesia.
.Siapakah yang disebut bangsa
Indonesia” ?
Di negeri kita ini hanya ada 2 orang yaitu kaum bapak dan
kaum Ibu, laki-laki dan perempuan itu yang disebut bangsa dan yang disebut
bangsa Indonesia itu adalah BANGSA
KESATUAN.
Demikian juga yang
disebut RAKYAT INDONESIA YANG BERDAULAT ATAS NEGARA itu juga laki-laki dan
perempuan. Jadi kaum ibu-ibu rumah tangga rakyat seluruh indonesia ibu-ibu
rumah tangga yang diruangan inipun harus merasa berdaulat atas negara
indonesia.
Kemudian kalau begitu...”apakah yang dimaksud KEDAULATAN
RAKYAT’ ?
IBU- IBU YANG TERHORMAT......
Kedaulatan Rakyat
dimaksud, adalah “kekuasaan yang tidak boleh ditawar dan diganggu-gugat oleh
siapapun orang bangsa asing maupun bangsa sendiri bahwa :NEGARA INDONESIA ITU
DIMILIKI BERSAMA SELURUH RAKYAT INDONESIA.termasuk ibu-ibu rumah tangga
indonesia, kaum wanita indonesia apapun nama komunitasnya yang terhormat atau
yang terhina hidup sebagai tuna wisma,tuna susila dan macam-macam tuna, tetapi
itu adalah “Pemilik NEGARA INDONESIA”.yang memiliki hak bicara juga untuk
negaranya.
Ibu-ibu rumah tangga...
NEGARA INDONESIA adalah milik
rakyat,...
Yang
dimiliki RAKYAT atas negara Indonesia itu apa ?
Sedangkan NEGARA itu terbentuk oleh,keberadaan tanah air
dengan segala kekayaan alamnya,itu yang pertama,..yang kedua, keberadaan
orang-orang sebagai penghuni tanah air itu yang disebut bangsa, dan yang ketiga
disebut sebagai bangsa yang bernegara itu harus ada “Peraturan” untuk mengatur
kehidupan berbangsa dan bernegara yang disebut UNDANG-UNDANG DASAR,.
Jadi yang didaulat oleh rakyat itu adalah; tanah air beserta
kekayaan alamnya, ada hutan,minyak ,emas,hasil laut,hasil bumi dan lain-lain,
kemudian segala aspek kehidupan bangsa yaitu politik,ekonomi,sosial budaya dan
undang-undang dasar itulah yang harus didaulat atau dikuasai oleh seluruh
rakyat indonesia. tetapi....ibu-ibu....selama ini yang namanya rakyat itu
adalah “Konsumen”, punya sebidang tanah itu membeli,air juga harus beli, kayu
untuk mendirikan rumah juga beli kalau tidak bisa membeli sampai sekarangpun
masih banyak kaum ibu yang tidak memiliki sebidang tanah untuk mendirikan
rumah...
Jadi menurut UUD Negara Indonesia NKRI itu adalah milik kita
bersama, termasuk juga milik seluruh ibu-ibu rumah tangga yang miskin sekalipun
adalah pemilik negeri, tetapi mengapa bisa terjadi kaum ibu-ibu banyak yang
dijual untuk mendapatkan devisa ? inilah perlunya mengapa Kaum ibu harus bicara
untuk bangsanya sekarang ini.
Ibu-ibu bangsa peserta konggres dan
ibu-ibu diseluruh tanah air ...
Sekali lagi kami
sampaikan bahwa Bangsa Indonesia itu adalah “Bangsa Kesatuan Jiwa dan Raga” dan
negara indonesia adalah “Negara Kesatuan”maka pondasi dan rumah adalah satu
bangunan yang tidak bisa dipisahkan.demikian juga ketatanegaraan indonesia dan
Pancasila adalah satu bangunan .
Kalau dipisahkan
maka indonesia bukan kesatuan lagi tetapi pasti carut marut dan berantakan.
Seperti sekarang ini. Yang punya uang menang tambah kaya dan jaya yang mlarat
kalah dan tempatnya salah menjadi kranjang sampah dikandang bubrah.
Ingat !!.. jangan dilupakan apa yang sudah menjadi sumpah
serapahnya para leluhur bangsa indonesia, pada Tanggal 28 Oktober 1928 yaitu 84
tahun yang lalu leader-leader bangsa Kesukuan mengadakan Konggres yang
menelorkan 3 kesepakatan yang kemudian disebut “Sumpah Pemuda” yaitu:
- Bangsa-bangsa kesukuan dari berbagai suku yang tersebar diseluruh Indonesia disatukan menjadi Bangsa Kesatuan yaitu Bangsa Indonesia.
- Tanah Air Kesukuan dengan segala kekayaan alam yang terkandung didalamnya disatukan menjadi Tanah air Kesatuan yaitu Tanah air Indonesia.
- Mensepakati bahasa kesukuan Melayu menjadi Bahasa Kesatuan yaitu Bahasa Indonesia.
Ketiga kesepakatan inilah yang kita
angkat sebagai Falsafah Pemersatu Bangsa yang kita sebut sebagai “Bhinneka
Tunggal Ika” .
Ibu-ibu.....
Sumpah Pemuda itu
diadakan ditengah-tengah kancah perjuangan bangsa Indonesia merebut kedaulatan
atas tanah air dengan segala kekayaan alamnya dari tangan penjajahan kaum
kolonial Belanda. Peristiwa itu patut kita angkat sebagai momen agung,produk
besar perjuangan bangsa indonesia dengan kesadaran bahwa tanpa Persatuan Nasional tidak mungkin perjuangan akan berhasil dan
kelanjutan dari Sumpah Pemuda itu lahirlah produk-produk Perjuangan bangsa
Indonesia lainnya seperti ada naskah Dasar Negara, ada rancangan konstitusi
negara Indnesia,ada bendera negara yaitu Merah Putih, ada lagu Kebangsaan
Indonesia Raya, ada lambang negara yaitu garuda Pancasila yang menjadi piranti berdirinya Negara
Indonesia Merdeka,bersatu,berdaulat,adil dan makmur.
Tetapi ketika
Indonesia merdeka,kemudian pada saat membentuk Pemerintahan Negara Indonesia
datanglah penjajahan baru dengan politik adu-dombanya yang baru pula sehingga
produk-pruduk perjuangan bangsa sendiri disisihkan.
Pada hari ini
ditegah-tengah kontradiksi sosial dan kontradiksi antar kelembagaan negara
dengan masalah korupsi yang mewarnai kondisi nasional kita sekarang ini, Minggu
tanggal 28 Oktober 2012 kita kaum wanita Indonesia menunaikan kewajiban sebagai
yang merasa ikut memiliki negara menggunakan hak bicara untuk membangun kembali “Persatuan Nasional lahir dan batin”demi
terujudnya cita-cita bersama yaitu memiliki negara Indonesia yang benar-benar
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur .
Demikian ibu-ibu “wara-warasandi negara bangsa”yang dapat
kami sampaikan,mudah-mudahan berguna untuk pencerahan pikiran kaum Ibu Bangsa
dalam menunaikan kewajiban yang mulia, apapun yang dilahirkan dalam konggres
pertama kaum wanita sebagai Ibu Bangsa hari ini walaupun hanya semenir gabah
seujung rambut sumbangan pikiran ibu untuk membangun bangsa adalah juga sebagai
tapak Ibu“yang akan ditapak juga oleh anak-anak bangsa nanti. Baik dan
buruknya,surga atau nerakanya nasip bangsa kedepan terletak pada apa yang
dijangkah, dilakukan dan diperbuat oleh Ibu Bangsa hari ini. Itulah mungkin
makna dari istilah surga dan neraka terletak di kaki Ibu.untuk bangsaku. ...........sekian !..Salatiga 28 Oktober 2012
Merdeka !
Sambutan Ibu mewakili pemerintahan desa
Bapak – bapak dan para sepuh tokoh
masyarakat dan pemuda-pemudi indonesia yang kami cintai....
Bapak kepala desa Jembrak yang kami
hormati sebagai bapaknya masyarakat.
Istimewa pada hari ini yang kami
mulyakan, para wakil Ibu-ibu Rumah tangga dari seluruh desa dilereng gunung
lawu,gunung merbabu dan lereng gunung ungaran timur, kabupaten Semarang, Jawa
Tengah...yang sudah hadir ditempat ini.
SAMBUTLAH SALAM INDONESIA SEBAGAI
SALAM PEMBUKA KAMI : “M E R D E K A” !
Ibu-ibu rumah tangga...
Pertama-tama marilah kita naikkan
puji dan shukur kehadirat Tuhan semesta alam pada hari ini kita ibu-ibu rumah
tangga dengan anak-anak para pemuda-pemudi, bersama-sama mengujudkan “Tanda
Hormat dan Bakti” kepada para leluhur pejuang kebangsaan Indonesia, para
sukma-sukma pahlawan indonesia yaitu dengan memperingati “momen agung hari
besarnya bangsa” yaitu hari Sumpah Pemuda yang ke 84 tahun.
Kedua.....kita naikkan puji dan
shukur kehadirat Tuhan semesta alam yang sudah memberikan indonesia untuk kita.
sudah 67 tahun, tetapi baru pada hari ini yaitu hari Minggu tanggal 28 Oktober
2012 ada konggres Ibu-ibu rumah tangga sebagai Ibu Bangsa.
Ibu-ibu rumah tangga
yang kami hormati....
Kami mewakili
ibu-ibu isteri pejabat Pemerintahan Desa menyambut sangat-sangat positip karena
acara yang demikian ini sebagai wahana pendidikan Kebangsaan yang sekaligus
untuk menumbuhkan kesadaran nasional bagi rakyat untuk peduli kepada negerinya
sendiri,juga untuk membentuk watak dan kepribadian nasinal, bisa mengerti
sejarah perjuangan bangsanya dan bisa menghargai menumbuh kembangkan dan
menghormati jasa-jasa para pahlawan bangsanya sendiri....bahasa jawanya bisa
“mikul duwur mendem jero” leluhurnya pejuang bangsa sendiri.
Ibu-ibu yang kami
hormati....
Negara indonesia
adalah kesatuan, bangsa Indonesia adalah bangsa kesatuan,satu bangsa,satu tanah
air, satu bahasa adalah sudah menjadi sumpah bangsa “Kesatuan harus tetap
kesatuan”, mulai saat ini siapapun orang yang masih senang membeda-bedakan
suku,agama,kepercayaan bahkan mengadu-domba adalah pengkhianat terhadap
kesepakatan bangsa dan perusak Persatuan Nasional yang sudah tidak patut hidup
ditanah air kesatuan harus kita serahkan ibu pertiwi indonesia, kalau ibu
pertiwi sudah marah nyamuk dan burungpun bisa menghukum tanpa ampun apa lagi
tanah,air,angin dan api.
Oleh sebab itu ibu-ibu yang kami hormati...harapan kami
kegiatan-kegiatan semacam ini dapat dikembangkan bukan hanya didesa ini saja
tetapi didesa-desa seluruh indonesia ,disanalah tempatnya rakyat yang berdaulat
itu sehingga persatuan nasional segera bisa kembali sebagai pijakan untuk
membangun dunia baru agar bangsa indonesia menjadi bangsa yang besar dan
berjiwa besar.
Untuk itu kami mohon restu kepada para sesepuh dan palilah
kepada semua leluhur pejuang untuk membuka ACARA INI.
BISMILAHIROHMAN HIROHKHIM...
KONGGRES KOMITE IBU BANGSA YANG PERTAMA dengan Tema “Kaum Ibu
bicara untuk Bangsanya dan sub tema 84 tahun sumpah pemuda dan 67 tahun didepan
pintu gerbang kemerdekaan negara indonesia yang merdeka ,bersatu,berdaulat,adil
dan makmur RESMI SAYA BUKA. DHOK.DHOK.DHOK.
SEKIAN..terima kasih selamat berkonggres.....”M E R D E K A”
!
Makalah pertama :”IBU
BANGSA BERTANYA KEPADA ANAK-ANAK BANGSANYA”
Ibu-ibu
peserta konggres ibu bangsa yang kami hormati....
Nama saya :
S R I S U N D A R S I H, dari bawah gunung gendol,anakan gunung
ungaran.
Dalam sidang ini, kami mewakili ibu
rumah tangga pada umumnya, kami akan “mulai bicara sebagai Ibu”, dan terlebih dahulu kami mau bertanya kepada seluruh
bangsa Indonesia dimanapun berada, bertanya kepada seluruh rakyat Indonesia
baik laki-laki maupun wanita saudara-saudari semua yang hadir dalam sidangnya
kaum ibu bangsa ini.
Dengarkan dengan sungguh-sungguh pertanyaan Ibumu ini :
“apakah
ada diantara bapak-bapak dan ibu-ibu ini yang tidak lahir dari seorang Ibu”?
Jawabannya tidak ada !
Sekali lagi kepada
bapak-bapak yang ada dibelakang itu kami mohon kedepan sini sebentar, ya 3
orang saja, ..... kami mau bertanya : apakah
bapak-bapak ini dulu juga lahir dari ibu ?,...apakah bapak – bapak mengerti
kapan dan bagaimana lahirnya ? ..apakah bapak-bapak pernah merasakan betapa
sakitnya Ibu melahirkan ?
ibu-ibu rumah tangga yang mulia.....
Semua bangsa Indonesia,laki-laki dan wanita dan
bangsa-bangsa yang sekarang hidup dibumi ini, baik yang menjadi Presiden,
Menteri, Gubernur, Bupati,Wali kota, camat, Lurah, Tentara, Polisi, Hakim,
Jaksa, Pengacara maupun yang menjadi petani, buruh, pedagang, tukang becak,
pemulung sampah baik yang terhormat maupun yang terhina dikolong-kolong
jembatan.
Mereka semua itu,
“Lahir dari Rahim Ibunya”. Kaum Ibulah yang telah
melahirkan anak-anak Bangsa Indonesia.
Peserta konggres Ibu
bangsa yang terhormat,.....
Selama ini kita
ibu-ibu rumah tangga rakyat Indonesia hanya diam menahan kesabaran, kita hanya
sebagai konco wingking ,urusan orang belakang yang dianggap tidak wajib
mengerti urusan bangsa, tidak perlu mengerti urusan negara sebab urusan bangsa
dan negara dianggap hanya urusan bapak-bapak kaum laki-laki.
Selama ini kita
sebagai Ibu bangsa belum pernah bicara untuk bangsaku, hanya kalau menggerutu
gerundelan itu setiap hari karena merasakan makin beratnya memenuhi kebutuhan
pokok untuk melestarikan hidup, gerundelan dengan harga-harga kebutuhan terus
naik sementara pendapatan sebagai tani, buruh,nelayan,pedagang kaki lima,
pedagang keliling dan sebagainya semakin tidak pasti kadang dapat kadang tidak,
kadang panen kadang gagal.
Kita sebagai petani
yang memproduksi beras tidak bisa menetapkan harga sendiri,padahal kalau pabrik-pabrik dan perusahaan yang menetapkan
harga pasti yang memiliki pabrik. Tetapi pabrik beras yang menetapkan harga
beras adalah yang bukan petani tetapi tengkulak. Jadi ....ibu-ibu....kalau
gerundelan itu sudah biasa tetapi kalau sebagai Ibu Bangsa
bicara untuk bangsanya itu juga baru sekarang ini, karena ada konggres kaum Ibu
bangsa.
Mengapa baru sekarang ?
Dengan melihat
kondisi nasional negeri kita,carut-marut, ketatanegaraan yang tumpang
tindih,banyak wakil rakyat dan para fungsional disemua kelembagaan negara
terlibat korupsi sampai ada fungsional departemen Agama sebagai pengawal moral
baik bagi bangsapun ada yang terlibat korupsi pengadaan kitab suci.
Ini betul-betul
sangat memprihatinkan ditambah dengan kontradiksi antar lembaga penegak hukum
,kontradiksi antar kelembagaan negara lainnya ditambah kontradiksi sosial tawuran antar pelajar,tawuran mahasiswa
tawuran antar warga dimana-mana belum lagi kekayaan bumi dan air indonesia
tidak lagi sebesar-besarnya untuk kemakmuran seluruh rakyat tetapi banyak juga
dikorupsi adalah betul-betul terjadi krisis pemimpin yang bisa mempersatukan
bangsa, seperti negeriku diujung kehancuran.
Dengan melihat itu
kami kaum Ibu Indonesia.sudah tidak bisa tinggal diam lagi,penderitaan ibu
sudah tidak bisa tertahannkan kesabaran Ibu pertiwipun ada batasnya.sudah 67
tahun cita-cita bangsaku belum ujud dan sudah 67 tahun pula kami kaum ibu
bangsa “hanya didepan Pintu Gerbang Kemerdekaan Indonesia”.[dan perjuangan
pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia
dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang
kemerdekaan negara indonesia....pembukaan UUD 1945.]
Ibu-ibu....Dengan
cucuran keringat,air mata dan dengan menumpahkan darah kami melahirkan
anak-anak bangsa ini, dengan cita-cita luhur supaya anak-anakku menjadi satria
utama yang berbudi luhur, berjiwa besar, mengerti sejarah perjuangan bangsanya,
bisa menghargai jasa-jasa pahlawannya dan produk-produk perjuangan bangsanya
sendiri tetapi sekarang ini justru sebaliknya....
Tidak cinta dan
bangga terhadap rumah bangsanya sendiri tetapi lebih cinta dan bangga rumahnya
bangsa asing, sistemnya bangsa asing, tidak bangga terhadap kebudayaannya
sendiri tetapi lebih bangga dan merasa hebat memakai kebudayaan asing,
berbahasa asing dan memakai bajunya orang asing.
Demikian
saudari-saudari peserta konggres yang
dapat kami sampaikan sebagai materi persoalan bangsa yang perlu kita diskusikan
untuk mendapatkan solusi yang akan kita sumbangkan sebagai sumbangan pikiran
kaum ibu bangsa terhadap bangsanya.Salatiga,28 Oktober
2012. Sekian ...MERDEKA !
Makalah kedua : “KAUM MINTULTILINGPUN SEBAGAI IBU BANGSA”
Ibu Bangsa yang tersebar diseluruh penjuru tanah air dan
Ibu-ibu peserta konggres yang kami hormati..
Nama saya : YUYUN S R I
L E S T A R I, dari Pasekan Ambarawa.
Kami mau bicara mewakili kaum ibu yang disetempel sebagai
mintultilung.
Ibu-ibu yang terhormat........Ketika ekonomi, pendidikan dan
kesehatan sudah menjadi barang dagangan, antara sekolah, rumah sakit dan
perusahaan tidak ada bedanya, kecerdasan dan obat – obatan dijual belikan untuk
mencari uang,maka “semua adalah uang, dan uang”.
Uanglah
yang berkuasa atas Dunia.
Kekuasaan Pemeintahan Negara dimanapun, semua sudah
takluk, semua mengabdi kepada yang mempunyai uang, semua aspek kehidupan bangsa
sudah terpimpin berjalan terarah dengan uang, semua wakil rakyat,semua
pemimpin,semua rakyat, semua bangsa ini baik pria maupun wanita semua sudah
anutannya uang.
semua keinginan dan kesenangan manusia, mau baik ,mau suci,
mau mulia mau menang, mau kuasa,mau benar bisa kesampaian dengan uang.
Dunia pikiran sudah terbalik,dan dasar negarapun dibalik
juga “ Bukan Ketuhanan Yang maha Esa, tetapi Keuangan yang maha kuasa”. Sampai
Nama Tuhanpun diembat untuk mencari duit. Nama Tuhan dibuat bungkus kemasan
keculasan.
Ibu-ibu yang kami hormati....
Lihatlah, ibu-ibu miskin yang menjai pengemis,lihatlah
ibu-ibu yang mencari kesejahteraan sendiri dengan berjualan dipinggir-pinggir
jalan,diemper toko-tokonya orang kaya justru digusur,digaruk diobrak-abrik dan
gerobaknya dibakar oleh kekuasaan dengan dalih ketertiban dan
kebersihan,kemudian dijalan-jalan ditanami bunga supaya indah agar para turis
pelancong mancanegara betah disini.Lihatlah pasar-pasar rakyat juga digusuri
kemudian didirikan mool.
apakah patut sebagai
wakil rakyat,sebagai pemimpin rakyat bangsanya sendiri yang harus
mensejahterakan rakyatnya justru menjadi penindas ibu-ibunya sendiri demi
pengabdiannya kepada orang asing yang mempunyai duit.
Untuk mencari
kesejahteraan sendiri, tidak sedikit kaum wanita indonesia rela menjadi
pajangan-pajangan sebagai alat untuk menjual barang, banyak juga kaum ibu
indonesia pemilik negeri yang menjadi budaknya bangsa asing ,jadi tkw dan
menjadi babunya bangsa sendiri untuk supaya bisa menyekolahkan
anak-anaknya,walaupun sampai ada yang disiksa,disiram air panas,disetrika,ada
juga yang diperkosa,dibunuh, digantung oleh majikannya, pulang tinggal nama
justru dianugerahi sebagai “pahlawan devisa”.
Tidak sedikit kaum ibu Indonesia
yang dengan “sangat terpaksa” menekan rasa malunya “menjual diri” kepada laki-laki hidung belang, kepada para peroyal asing
maupun domestik dari hotel-hotel berbintang,rumah-rumah panti pijat
Sampai rumah bordil
dipinggir-pinggir jalan, kemudian dicap sebagai “wanita yang bejat
moral”,WTS,PSK,pelacur, mintultilung dan banyak lagi predikat-predikat yang
dibuat oleh kekuasaan, kemudian digaruk dengan semena-mena tanpa peri
kemanusiaan.
Padahal kaum bapak-bapak yang
terhormat itu, juga mendapatkan “bagian penghasilannya”.
Dari sejak 17 Agustus 1945 Indonesia merdeka didirikan
sebagai negaranya rakyat sampai saat ini memang kami hanya diam menahan
kesabaran, tetapi saat ini jangan main-main lagi.
Jangan coba-coba membohongi lagi kaum ibu Indonesia, sebab
saat ini kami ibu-ibu rumah tangga rakyat dari ujung barat sampai ujung timur,termasuk
kaum kami yang dicap sebagai orang yang bejat moralpun sudah mengerti semua
akal-akal bulus, akal-akal buaya kaum laki-laki bapak-bapak yang terhormat itu.
Kami
kaum ibu bangsa yang melahirkan anak-anak bangsa ini “tidak terima” !
Saat ini kami marah......!! Kalau
perbuatan anak-anak bangsa ini,termasuk kaum mintultilung dikatakan sebagai
perbuatan yang bejat moral kemudian diperlakukan semena-mena seperti binatang
oleh bapak-bapaknya sendiri.
Mereka tidak bejat moral, mereka bukan binatang, mereka
bukan sampah !
Mereka sangat terpaksa melakukan,supaya dapat menyekolahkan
anak-anaknya, supaya anak-anaknya bisa makan, dapat melestarikan hidupnya,
supaya kesejahteraan ekonominya terpenuhi sebab kaum bapak-bapaknya
gagal tidak bisa mensejahterakan anak-anaknya.
Kalau ada WTS, ada PSK, ada
MINTULTILUNG,ada ayam ras,ada ayam kampung, kami kaum ibu bertanya sekarang
:’mengapa tidak ada PTS[ Pria tuna susila ] ?..mengapa tidak ada pria bejat
moral ,pria sampah masyarakat ?
Padahal yang justru paling banyak “bejat moralnya, tidak
punya rasa malu” adalah kaum bapak-bapak, mengapa hanya kaum wanita saja yang
menjadi keranjang sampah.?
Ibu-ibu peserta konggres kaum ibu
bangsa yang kami hormati....
bukan hanya ayam
jantan saja yang bisa berkokok,tetapi sekarang ini, hari ini,detik ini ayam betinapun sudah
berkokok ditempat ini sebagai pertanda sang penerang akan segera muncul
untuk menguak habis semua bentuk sistem penipuan dan pembodohan rakyat. Yang
berjalan selama ini.
Oleh sebab itu kami
menyerukan kepada seluruh kaum mintultilung,kaum wts,kaum psk,kaum yang dicap
bejat moral seluruh indonesia dan seluruh jagad ini tanpa pandang bulu, seluruh
ibu-ibu rumah tangga rakyat “bangkitlah !, bangunlah dari tidur lelapmu”.
Siapakah yang harus
berjuang untuk mengangkat harkat dan derajatmu sendiri, siapakah yang dapat
memperjuangkan ibu kalau bukan kita sendiri sebagai ibu. Sudah banyak
janji-janji dari kaum bapak, sudah banyak yang mengatasnamakan kaum ibu tetapi
penipu.
Kita sudah kehilangan kepercayaan
terhadap wakil rakyat yang sering mengumbar janji seperti angin surga, kita
sudah lelah menunggu pahlawan penyelamat dari kalangan orang orang mulia dan
orang-orang terhormat.
Kita kaum wanita,
ibu-ibu rumah tangga inilah yang segera harus bangkit kesadaran sebagai ibu bangsa
untuk berjuang mengankat nilai keibuannya sebagai ibu bangsa sendiri.melawan
sistem penindasan dan ketidak-adilan dengan sistem persatuan dan kesatuan
dengan menegakkan kedaulatan rakyat sebagai sistem penataan dan penyelenggaraan
negara supaya indonesia benar-benar sebagai negara merdeka, bersatu,
berdaulat,adil dan makmur.supaya seluruh ibu-ibu rumah tangga rakyat tidak ada
lagi yang menjadi mintultilung dan budak-budaknya bangsa asing.
Sudah
saatnya wakil rakyat sejati muncul dipersada bumi Indonesia...
Wakil kaum ibu harus
dari ibu, wakil rakyat miskin harus dari miskin,wakil rakyat cebol harus cebol,
wakil mintultilungpun harus mintul tilung, itu baru wakil rakyat yang sejati
bukan palsu [ pinter bicara tapi tidak pernah merasakan penderitaan rakyat,tidak
mengerti amanat penderitaan rakyat] hanya kepentingan sendiri dan kelompoknya
saja yang diurus.
Tetapi bicara ibu dalam konggresnya yang pertama ini “ Suara Ibu sekarang bukan
Suara Buku” seperti yang sudah disuarakan oleh wakil-wakil
palsu selama ini.tetapi suara jiwa. Yaitu jiwanya Ibu Bangsa.
Sekian ,28 Oktober 2012. Konggres
Ibu Bangsa pertama.
MERDEKA !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar